Selalu harus mengalah, yah aku selalu harus mengalah
dengan adikku Yara. Aku biasa-biasa saja sih menghadapi kekalahan ini. Tapi
pada suatu hari ...
Aku(Vira),Adikku(Yara),Mama, dan Papa pergi jalan-jalan.
“Pa! Jalannya ke Taman Anggrek yah! Aku mau beli pocketbag+holdernya nih yang
aku udah abis.” Seruku pada Papa yang sedang menyetir.”Gak usah Pa. Kita ke Pim
ajah lebih seru deh!” Kata Yara nyempil-nyempil. “Yasudah, kita ke PIM yah”
Ucap Papa. “Ih Papa! Nurutin kata Yara terus. Aku kayak gak dipeduliin lagi!
Apa aku bukan anak kalian hah!?” Ucapku rada kesal “Eh Vira! Kamu itu udah
besar. Mesti mandiri yah sayang.” Balas Mama.
“Iya sih mandiri(EmangnyaBankMandiri?) tapikan gak usah nurutin Yara
TERUS DONG!” Kataku dengan nada besar. “Kak! Ngomong sama orangtua baik-baik
dong!” Kata Yara lagi. “Eh enak sih ngomong baik-baik kalau keinginan aku
sekali aja dipenuhi! Ini apa? Hah? Gak pernah dipenuhin dek. Jadi gak usah sok
baik!” Jawab ku kasar ‘Aku ingin mati
saja bila begini’ Gumamku dalam hati. Setibanya diPIM, ‘Aku akan pergi ketepi tengah itu! Pasti Mama
dan Papa tak mempedulikanku juga!” Gumam Vira lagi. “Ma Pa, kita pergi
kesana aja tuh! Ada pelosotan, Mama dan Papa tungguin aku main ya!” Ajak Vira.
Walaupun dia mengajak, lihat sendiri dia tidak mengajak Aku. Sementara
Yara,Mama, dan Papa pergi ke pelosotan, aku bergegas ke tepi itu. Aku naik
dengan pelan-pelan. Akhirnya, akupun berhasil naik pembatas itu. ‘Aku akan menghitung sampai detik ke10 bila
mereka tak menghiraukan aku, berarti benar dugaanku bahwa mereka itu tak lagi
sayang denga nku’ Batinku ‘satu(1)’
‘dua(2)’ ‘tiga(3’ ‘empat(4)’ ‘lima(5) tak dihiraukan’ ‘enam(6)’ ‘tujuh(7)’
‘delapan(8) masih tak dihiraukan’ ‘sembilan(9)’ ‘sepuluh(10)’ Tak
dihiraukan! “Hidupku berakhir..” Ucapku sambil merebahkan tangan dan menutup
mataku. Tepat pada saat aku melepas peganganku mereka memanggil. “VIRA!
Astaghfirullah” Ucap Mama sambil meneteskan mata. Aku yang melihatnya terharu.
Ternyata, yang kuduga selama ini salah! Mereka mempedulikan Yara bukan karna
pilih kasih tetapi karna Yara sakit Leukimia dan Kanker Hati stadium 3. Jadi
Yara harus dihibur, Mama dan Papa berpikir caranya adalah menuruti permintaanya.
Tapi SEMUANYA TELAH TERLAMBAT.. Aku telah Meninggal Dunia di usia 10tahun karna
Bunuh Diri. Apakah banyak dosaku? Astaghfirullah, walau kami di alam yang
berbeda, aku tetap dapat melihat Yara. Di Alam sana aku berkata “Yara! Kamu
adalah adik yang paling berharga di hidupku! Aku tak akan pernah lupakanmu! YOU
ARE MY SISTER FOREVER!” Akhirnya, di Alam sana Vira merenung.
Pesan dari cerita ini :
Jangan pernah kalian berprasangka buruk dulu, Karena
segala sesuatu yang terjadi pada Manusia pasti ada alasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar